26-05-2023-9584-IMG_20230526_021512.jpg

Mulyati TKW asal Purwakarta Saat di Jemput Kapolsek Cibatu

Bripka Candiro Gultom dan rekannya sempat menghadapi perlawanan dari kelompok massa yang hendak ditangkap. Namun hal itu berhasil diatasi.

Pewarta: Raffa Christ Manalu

 

HINEWS.id PURWAKARTA | Malang benar nasib Mulyati (30), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Cikadu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, anak yang di anggap hilang selama kurang lebih 13 tahun, kini akhirnya bisa kembali pulang ke kampung halaman, setelah difasilitasi kepulangannya oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dari wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

Setelah 13 tahun dianggap hilang  tanpa ada kabar berita, dan juga tidak diketahui keberadaannya, Mulyati akhirnya berhasil dipulangkan dari tanah seberang ke kampung halamannya, pada Rabu 24 Mei 2023, dalam kondisi selamat, kendatipun pisik tubuhnya terlihat kurus meringkih.

Tangis haru bercampur bahagia Mulyati pun akhirnya pecah saat dia bersimpuh di pangkuan ibundanya, Sutinah (70) yang sudah ditinggalkannya sejak 2010 silam. 

Keharuan yang dalam menyelimuti pertemuan sang anak hilang dengan ibunda tercinta, wajah keriput sang bunda terlihat bercahaya saat memeluk putri nya yang telah kembali ke pelukannya dalam kondisi selamat. 

Kabar Mulyati yang hilang bagai ditelan angin, berawal saat dia pamit untuk bekerja ke luar negeri pada 2010 lalu, saat itu dia pamit ke Ibunya hendak merantau bekerja ke Malaysia, ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan di negeri jiran tersebut sehingga bisa membantu ekonomi keluarganya yang buruk.

Harapannya bisa bekerja ditempat layak tidak diperoleh Mulyati, tujuannya ke Malaysia pun kandas tak jelas alasannya, alih-alih malah dia terdampar di Ketapang, Kalimantan Barat. 

Selama di Ketapang, bukannya nasib baik yang didapatnya, Mulyati justru harus bekerja berpindah-pindah dari lokasi satu cafe ke cafe lainnya.

Lebih buruknya lagi, dia jarang mendapatkan upah dan kerap jadi sasaran kekerasan selama bekerja di cafe-cafe tersebut.

Nasib baik menaungi Mulyati setelah ditemukan oleh pegawai Dinas Sosial Kalimantan Barat, saat dia melarikan diri dari cafe tempatnya bekerja, kemudian Dinsos Kalbar menghubungi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Purwakarta sekaligus memberitahu keberadaan Mulyati.

Mendapat kabar ada warganya yang terlantar belasan tahun di tanah seberang, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengambil langkah taktis untuk bisa segera pulangkan Mulyati ke kampung halamannya.

Bupat Anne pun memerintahkan Dinsos P3A untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di Kabupaten Ketapang dan menyusun rencana proses pemulangan Mulyati ke Purwakarta.

Setalah melalui komunikasi intensif dan koordinasi yang baik dengan Dinsos Kalbar, pada Rabu 24 Mei 2023, Mulyati pun bisa pulang ke kampung halamannya.

Kedatangannya dijemput oleh jajaran Dinsos P3A, Kepolisian Resor Purwakarta dan unsur Kecamatan Cibatu, serta aparatur Desa Cikadu.

Berkat koordinasi yang baik antara Dinsos P3A Purwakarta dengan Dinsos Kalbar, dibantu jajaran Kepolisian Resor Purwakarta dan Muspika Cibatu, Mulyati akhirnya bisa pulang pada Rabu kemarin.

"Kita bersyukur bisa membantu warga yang tidak ada kabar selama 13 tahun, akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarganya," kata Anne Ratna Mustika, pada awak media, Kamis 25 Mei 2023.

Anne juga memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Purwakarta untuk memastikan kondisi kesehatan Mulyati saat pulang ke orangtuanya dalam kondisi selamat, dan tidak lupa Anne memberikan apresiasi tinggi kepada Dinsos P3A, Kepolisian Resor Purwakarta, Camat Cibatu, dan Kepala Desa Cikadu, yang telah bekerja keras dalam proses pemulangan Mulyati.

"Koordinasi mereka luar biasa, semua kerja keras agar Mulyati bisa pulang ke Purwakarta. Saya sangat mengapresiasi kerja keras mereka," ungkap Anne Ratna Mustika. 

26-05-2023-9883-IMG_20230526_021315.jpg

Mulyati Terbaring Lemah, belum bisa berkomunikasi

SEMENTARA Itu, Camat Cibatu, Muhammad Kosim, dalam keterangannya kepada awak media dia mengatakan bahwa kepulangan Mulyati dari Kalimantan Barat dengan menumpang kapal laut PELNI menuju Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah, dan dari Semarang dilanjutkan dengan naik bus arah Jakarta yang melintasi jalur Purwakarta.

"Pemulangan Mulyati dari Kalimantan dibantu oleh Dinas Sosial Kalbar, kita terus berkoordinasi hingga kita bisa memastikan waktu penjemputan di Purwakarta pada Rabu kemarin, selama proses pemulangan, kita dibantu penuh oleh jajaran Kepolisian Sektor Cibatu, Polres Purwakarta dan Dinsos P3A, koordinasinya berlangsung sangat baik," kata Kosim.

Muhammad Kosim juga menjelaskan, hingga saat ini kondisi Mulyati masih terlihat belum pulih sepenuhnya, dia masih terlihat syok dan trauma bila mengenang masa-masa pengalaman buruknya selama 13 tahun di tanah sebrang, Mulyati juga masih terlihat kelelahan dampak dari perjalanannya yang sangat jauh dan memakan waktu lama.

"Sampai sekarang, kondisi Mulyati masih terlihat trauma, kita juga belum bisa mengetahui mengapa dia bisa sampai ke Kalimantan Barat, ia belum bisa dimintai keterangan dia masih sulit berkomunikasi, jika dia melihat orang yang tidak dia kenal, dia suka menangis dan terlihat ketakutan, dari penjelasannya yang singkat, selama bekerja Mulyati tidak pernah mendapatkan gaji, dia juga sering mendapatkan tindak kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi, kami menduga, Mulyati menjadi korban human trafficking," tegas Muhammad Kosim.

(HI/Network)

Rekomendasi untukmu

Baca Juga